Pemisahan Bogor, penaxpose.com | Kegiatan anak asuh pekan ini adalah mengumpulkan buku bekas dan alat tulis yang rusak untuk diserahkan ke Pelestari agar dapat di daur ulang. Minggu (16/6/2024).
Selain itu, mereka juga membawa seragam sekolah, tas dan sepatu yang bolong untuk diperbaiki agar dapat digunakan lagi.
Kami mengedukasi pemakaian maksimal buku tulis dan daur ulang kertas karena untuk memenuhi kebutuhan buku dan kertas ada pepohonan yang harus ditebang.
Tahun ajaran baru juga tak harus identik tas dan sepatu baru. Jika kondisinya masih bagus, maka dimaksimalkan penggunaannya. Jika ada yg rusak, maka coba perbaiki.
Konsep memperbaiki barang yang sudah jelek atau rusak agar bisa kita gunakan kembali adalah satu dukungan kita untuk menyelamatkan bumi.
Memperbaiki barang artinya kita memperpanjang usia barang, memberikan kesempatan kedua agar barang bisa tetap bermanfaat dan mencegah timbulnya sampah ke TPA.
Saya teringat dengan tulisan Gobind Vashdev, ia berdiskusi dengan anaknya ketika layangan anaknya rusak. "...bahwa apapun yang digunakan bisa rusak apalagi jika kita kurang hati-hati, namun apapun yang rusak kita bisa coba perbaiki," imbuh Gobind.
Gobind menambahkan, "Sebagai orangtua, sering kita tidak sadar bahwa dengan mengganti setiap barang yang rusak dengan yang baru akan membentuk sebuah metafora atau program yang diyakini anak. Yakni barang rusak artinya harus dibuang."
Dan tidak tertutup kemungkinan program ini akan berlaku pada sisi relasi pada kehidupan dengan sesama. Jika hubunganmu bermasalah, maka "buang" dan dan cari yang baru. Padahal hubungan itu bisa diperbaiki.
Jadi jika ada yang rusak, perbaiki dulu atau didaur ulang ya agar memaksimalkan sumber daya yang sudah diambil di alam. Hemat, efisien dan juga baik untuk bumi. (MJ/Cawang)
0 Comments
Posting Komentar