Aliansi Jakarta Utara Menggugat Gelar Doa Bersama Tragedi Plumpang, Desak Pemerintah Tegakkan Pengawasan Lalu Lintas


Jakarta, penaxpose.com  | Aliansi Jakarta Utara Menggugat (AJUM) menggelar acara doa bersama untuk mengenang korban tragedi tabrakan beruntun di Plumpang yang terjadi beberapa waktu lalu. Acara yang penuh haru ini diadakan bersama warga Koja dan keluarga korban di depan SPBU Jalan Raya Plumpang Semper, Koja, Jakarta Utara, pada Rabu (11/9/2024).

Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dipimpin doa oleh Ustadz Fahdian Akbar. Ratusan warga turut hadir, memberikan dukungan moral kepada keluarga korban yang masih berduka. Doa bersama ini digelar sebagai bentuk solidaritas kepada para korban kecelakaan tragis yang terjadi pada Kamis (5/9/2024), di mana tabrakan beruntun yang melibatkan truk tangki BBM dan beberapa kendaraan lain menelan lima korban jiwa. Sopir truk tersebut diduga mengalami serangan jantung dan meninggal di tempat.

Keluarga korban yang hadir menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang diterima dari masyarakat. Mereka berharap pemerintah dan pihak berwenang segera menuntaskan investigasi dan menegakkan keadilan bagi para korban, baik yang meninggal maupun terluka dalam insiden tersebut.

Acara berlangsung dengan khidmat, diiringi lantunan doa dari para pemuka agama setempat yang diikuti oleh seluruh peserta. Selain doa bersama, AJUM juga menyerukan pentingnya perhatian pemerintah terhadap keselamatan jalan raya di kawasan Plumpang yang kerap menjadi lokasi kecelakaan lalu lintas.

Turut hadir dalam acara ini antara lain Kapolsek Koja, Kompol Andry Suharto, Camat Koja, Syamsu Rizal Khadafi, Lurah Tugu Selatan, Sukirman, serta perwakilan Satpol PP Kecamatan Koja, Roslely Tambunan. Acara diakhiri dengan ramah tamah antara warga dan peserta yang hadir.

Ketua AJUM, Anung MD, dalam sambutannya, mendesak pemerintah agar memperketat pengawasan terhadap jam operasional kendaraan berat di wilayah Jakarta Utara, khususnya di sekitar Plumpang. Ia menekankan perlunya petugas berjaga secara konsisten pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari. "Pemerintah harus memastikan ada pengawasan ketat mulai pukul 06.00 – 09.00 WIB pada pagi hari, serta pukul 16.00 – 21.00 WIB pada sore hari. Ini penting untuk mencegah kecelakaan serupa di masa mendatang," ujar Anung.

Anung juga menjelaskan bahwa peringatan 7 hari tragedi ini bukan hanya sebagai aksi simpatik, tetapi juga sebagai deklarasi *zero accident* di kawasan Plumpang. Ia berharap pemerintah dapat menindaklanjuti aksi ini dengan langkah konkret, termasuk sosialisasi kepada pengusaha dan penataan jalur lalu lintas sesuai dengan regulasi yang ada. "Penataan kota pelabuhan harus segera diwujudkan, termasuk menutup *pool* parkir truk trailer di pemukiman warga, seperti yang terjadi di Jalan Walang Baru Raya, yang melanggar Perda No. 31 Tahun 2022 dan UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No. 22 Tahun 2009," tambahnya.

Anung juga menyoroti adanya dugaan bahwa beberapa oknum pejabat dan petugas yang seharusnya menegakkan regulasi justru melindungi para pengusaha yang melanggar aturan. "Ada indikasi bahwa oknum pejabat dan petugas menjadi pelindung pengusaha yang melanggar aturan. Kita harus mengawasi ini agar regulasi bisa berjalan dengan benar," tegas Anung.

Dengan acara doa bersama ini, AJUM dan warga berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan nyata untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas di kawasan Plumpang dan sekitarnya, serta memastikan tragedi serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. (emy)

0 Comments

Posting Komentar