Simalungun, penaxpose.com – Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga SH, MH (saat ini sedang cuti karena mencalonkan diri kembali dalam Pilkada Simalungun periode 2024-2029), berhasil mencatat penurunan angka stunting selama masa kepemimpinannya. Meskipun kepemimpinan Radiapoh sempat terhalang pandemi COVID-19 selama setahun, capaian penurunan stunting di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini disampaikan dalam Debat Pilkada Simalungun pada 1 November 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Edwin Tony Simanjuntak, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Rosman Saragih, menjelaskan secara rinci mengenai prevalensi stunting di Kabupaten Simalungun selama beberapa tahun terakhir. Pada Selasa (5/12/2024), Rosman memaparkan data yang menunjukkan capaian positif selama kepemimpinan Radiapoh Hasiholan Sinaga.
Menurut Rosman, data prevalensi stunting diukur oleh Kementerian Kesehatan melalui Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Pada 2019, prevalensi stunting di Kabupaten Simalungun tercatat sebesar 32,28%. Pada 2021, setelah pandemi COVID-19, angka tersebut turun menjadi 28%, dan pada 2022 turun drastis menjadi 17,4%. Namun, pada 2023, survei melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan sedikit peningkatan, menjadi 17,7%, naik 0,3%.
Saat ini, survei untuk menentukan prevalensi stunting di tahun 2024 sedang dalam tahap persiapan oleh Kementerian Kesehatan.
Dinas Kesehatan Simalungun, lanjut Rosman, secara rutin memantau tumbuh kembang bayi dan balita melalui Puskesmas di seluruh Kabupaten Simalungun. Setiap bulan, pemeriksaan dilakukan di Posyandu di setiap Nagori (Desa). Pada Juni 2024, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan intervensi serentak untuk mengukur tumbuh kembang seluruh balita guna memantau prevalensi stunting secara lebih akurat.
Hasil pengukuran pada Juni 2024 menunjukkan bahwa dari 54.848 balita sasaran, sebanyak 54.654 balita (99,65%) telah diukur. Dari jumlah tersebut, 449 balita (0,82%) teridentifikasi mengalami stunting. Sementara itu, pada bulan September, dari 52.801 balita sasaran, sebanyak 49.101 balita (92,99%) telah diukur, dengan 549 balita (1,11%) teridentifikasi stunting.
Rosman Saragih menyimpulkan bahwa penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun merupakan hasil dari kerja keras dan kolaborasi pihak Puskesmas di seluruh kecamatan dan Nagori. "Kami akan terus berupaya menekan angka stunting melalui berbagai program kesehatan yang telah dirancang," tutup Rosman.
(S. Hadi Purba Tambak)
0 Comments
Posting Komentar