Disparekraf DKI Jakarta dan PHRI Dorong Pengembangan Wisata Eco Tourism di Kepulauan Seribu melalui Famtrip

Disparekraf DKI Jakarta dan PHRI Dorong Pengembangan Wisata Eco Tourism di Kepulauan Seribu melalui Famtrip

Jakarta, penaXpose.com - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta menggelar Familiarization Trip (Famtrip) selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (16-17 November 2024), di Pulau Macan, Kepulauan Seribu. Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata berbasis eco tourism kepada para pelaku industri perhotelan di Jakarta.

Famtrip ini diikuti oleh para Director of Sales dan General Manager dari berbagai hotel anggota PHRI Jakarta, termasuk Hotel Borobudur Jakarta, All Seasons, Yuan Garden, Grand Picasso Hotel, Mercure Hotel, Novotel, Aston Hotel, dan lainnya. Peserta diajak merasakan keindahan Pulau Macan dan pulau-pulau lain di sekitarnya, sekaligus mendapatkan wawasan tentang wisata ramah lingkungan yang tengah dikembangkan di kawasan tersebut.

Pulau Macan, salah satu destinasi unggulan di Kepulauan Seribu, menawarkan pengalaman wisata yang berfokus pada pelestarian alam. Dengan pantai berpasir putih, air laut yang jernih, serta ekosistem laut yang kaya, wisatawan dapat menikmati snorkeling, paddling, dan diving tanpa merusak lingkungan. Selain itu, penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang baik, dan edukasi konservasi menjadi bagian integral dari program eco tourism yang diterapkan di kawasan ini.

Promosi Destinasi Wisata Global

Kepala Disparekraf DKI Jakarta, Andhika Permata, menjelaskan bahwa Famtrip ini bertujuan untuk memperkenalkan Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata leisure yang dapat bersaing di kancah global. “Kami ingin mendorong kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke Jakarta melalui promosi oleh para pelaku industri perhotelan. Harapannya, para peserta dapat mempromosikan destinasi ini kepada tamu hotel mereka, sekaligus menunjukkan bahwa Jakarta memiliki destinasi wisata bahari yang indah dan berkelanjutan,” ujar Andhika.

Andhika juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam mengembangkan pariwisata. “Pulau Macan tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menjadi contoh bagaimana wisata dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan,” tambahnya.

Eksplorasi Bahari dan Sejarah

Kegiatan Famtrip ini mencakup kunjungan ke tiga pulau, yaitu Pulau Kelor, Pulau Onrust, dan Pulau Macan. Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Disparekraf, Sherly Yuliana, menjelaskan bahwa peserta diajak menikmati wisata sejarah di Pulau Kelor dan Pulau Onrust sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Macan. “Di Pulau Macan, peserta dapat merasakan suasana wisata leisure yang sangat menarik, khususnya di Macan Eco Lodge,” jelas Sherly.

Sementara itu, Ketua Sub Kelompok Pemasaran Luar Negeri Disparekraf, Lucky Wulandari, menambahkan bahwa kolaborasi dengan PHRI ini diharapkan dapat memperkuat promosi Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata bahari unggulan. “Kami menggandeng para pelaku industri perhotelan untuk bersama-sama mempromosikan pariwisata Jakarta di tingkat global,” ungkap Lucky.

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jakarta sekaligus memperkuat citra Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata bahari berbasis eco tourism yang menarik dan berkelanjutan.

Kategori:

Pulau Macan, Kepulauan Seribu, Disparekraf DKI Jakarta, Wisata Eco Tourism, PHRI, Pariwisata Jakarta.

(Red)

TUI Blue Berawa Bali Hotel Milik Anak Negeri Siap Hadir di Canggu Bali

TUI Blue Berawa Bali Hotel Milik Anak Negeri Siap Hadir di Canggu Bali

Bali, penaXpose.com - PT. Bali Ria International, dengan bangga mengumumkan pembukaan TUI Blue Berawa Hotel and Villas yang berlokasi di Berawa Canggu BALI. Ini akan menjadi proyek hotel dan villa mewah berbintang 5 pertama di Bali yang dikembangkan oleh PT. Bali Ria Internasional dibawah Brand TUI GROUP yang dimana adalah Perusahaan Tour & Travel Terbesar di Dunia.

Hotel dan vila ini merupakan bagian dari kompleks gaya hidup avant -garde The Luc, dikembangkan dan dibangun di atas lahan lebih dari 1 hektar , tepat di tengah lokasi terbaik di Canggu dengan jarak hanya 50 meter dari stasiun MRT bawah tanah yang akan segera dibangun.

TUI Blue Berawa Hotel and Villas sendiri menonjol sebagai hotel berbintang 5 yang asri dan hijau tepat di jantung atraksi yang memukau dan jalan -jalan yang ramai di Berawa Canggu BALI , hanya berjarak 500 meter berjalan kaki ke Pantai Berawa, Atlas BeachClub dan FINNS BeachClub, klub pantai paling Terbesar didunia dan Paling Terbaik didunia.

Menampilkan 119 kamar dan suite yang ditata apik serta 14 villa mewah , TUI Blue Berawa Hotel and Villas akan dibuka secara resmi untuk menyambut tamu mulai 13 Desember 2024.

Di saat yang bersamaan, The Luc berkolaborasi secara eksklusif dengan brand kuliner paling ternama yaitu Monsieur Spoon, GAB’s dan THE RR Chocolate.

Anthon Hilman selaku CEO PT Bali Ria International/The Luc menyampaikan TUI Blue Hotel Berawa Bali diperkirakan dibuka pada Desember 2024. Kompleks perhotelan dan vila ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas lengkap demi kenyamanan para tamu.

"Jadi ada kolaborasi The Luc dengan brand besar terkenal. Salah satunya para wisatawan disambut desain unggulan The RR Chocolate di lobi. Ini adalah merek cokelat super premium ,terbaik dan paling terkenal di Indonesia," ungkap Anthon kepada media di Bali, Kamis (14/11).

Monsieur Spoon adalah Kafe Roti Perancis yang dimulai pada tahun 2012. Berbasis di tempat yang paling banyak dikunjungi di Bali, Monsieur Spoon menyajikan beragam kue kering buatan tangan, kue, roti buatan tangan, dan hidangan gurih yang menggoda dalam lingkungan yang santai dan ramah.

Menurutnya, kolaborasi antara The Luc dan TUI Group dalam proyek hotel dan vila ini akan menghasilkan Momentum terbaik bagi wisatawan mendapatkan pengalaman terbaik selama di Bali. Pihaknya mengusung konsep 'One Stop Lifestyle Destination & Experience' dalam mengembangkan kompleks hotel dan vila di kawasan Berawa, atau wisata Canggu secara umum.

Lebih lanjut kata Anthon, The Luc juga menjalin kolaborasi dengan merek-merek ternama dan terkenal, bahkan unggulan di Bali. Di antaranya Monsieur Spoon, GAB's Restaurant, merek fashion mewah asli Indonesia Uluwatu Lace, Kori Restaurant, Coco Lite Premium, Pia Agung, merk fashion Luzige, hingga The ArcOne.

"Di dalamnya terdapat kolaborasi antara esensi desain arsitektur yang unik dari keaslian Bali. Konsep alam yang hijau, persawahan yang asli dan alami. Lokasinya sangat strategis. visi wisata: memberikan pengalaman akomodasi terbaik dan terlengkap di Bali," tegasnya.

GastroBar GABS, dengan keunggulan kulinernya selama lebih dari 50 tahun, Chef Gabriel terus berinovasi, menciptakan hidangan segar dan dipersonalisasi setiap hari. Menu paling Specialnya yaitu : NO MENU. Chef Gabriel adalah Chef Ternama dan Sangat Terkenal di dunia terutama untuk High End Profille sebagai Private Chef. Artis dunia dan Tokoh-tokoh Dunia sampai dengan President USA.

The RR Chocolate adalah perusahaan Super Premium coklat, Variasi Ekkslusif Coklat dan minuman mewah yang berbasis Coklat paling terkenal di Indonesia. THE RR CHOCOLATE menampung tim pembuat coklat danvariasinya dari berbagai negara yang menggunakan keterampilan, R&D Modern,Perkebunan Khusus Coklat, untuk membuat dan menyelesaikan rangkaian coklat premium terbaik & lezat dengan Hati dan Inspirasi ..

Mengutamakan keramahtamahan BALI dan Budaya BALI, TUI Blue Berawa Hotel and Resort berdedikasi untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan, selaras dengan tren perjalanan global dan kearifan lokal BALI yang mendunia.

Dikelola di bawah TUI Group, sebuah perusahaan rekreasi, perjalanan, dan pariwisata multinasional yang berbasis di Jermandan lebih dari 100 Negara, lebih dari 35Juta anggota, hotel ini menandai TUI Blue Hotel bintang 5 pertama di Indonesia.

Menjaga momentum ke depan, PT Bali Ria International telah menandatangani MoU dengan TUI Blue Hotels pada bulan Oktober 2024, untuk mengembangkan dan mengoperasikan 30 villa di Wilayah Munduk - Bali Utara, di bawah merek mewah grup The Mora. Brand Tertinggi dan ternama dari Group TUI .

Mengambil inspirasi dari lingkungan sekitar, masing-masing villa di The Mora - Munduk Project akan menjadi tempat untuk kembali ke alam yang dikurasi dengan cermat, dengan perpaduan arsitektur otentik, desain kontemporer, dan kearifan lokal, semuanya digabungkan untuk menciptakan tempat perlindungan yang akan membuat Anda rindu untuk kehilangan diri sendiri. di dalamnya. ini akan Menjadikan BALI tujuan International Kelas Dunia.

The Mora adalah eksklusif luxury brand, dimiliki dan dioperasikan oleh TUI Blue Hotels, dengan The Mora Zanzibar sebagai andalannya saat ini. Penandatanganan MoU proyek Munduk - Bali Utara, akan menandai dimulainya pengembangan properti andalan The Mora yang pertama di Asia.

(Red)

Disparekraf DKI Ajak Hoping Island para Peserta WITF ke Kepulauan Seribu

Disparekraf DKI Ajak Hoping Island para Peserta WITF ke Kepulauan Seribu

Jakarta, IMC - Puluhan peserta Wonderful Indonesia Travel Fair (WITF) 2024 mengeksplor destinasi wisata unggulan di Kepulauan Seribu dalam program Jakarta Familiarization Trip Wonderful Indonesia Travel Fair (WITF) 2024.

Kegiatan tersebut berlangsung pekan lalu, Sabtu (5/10/2024) yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta dan diikuti oleh peserta WITF dari Polandia, Belanda, China, Jepang, Turki, Myanmar, Bahrain dan Indonesia.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Andhika Permata mengatakan famtrip diselenggarakan dalam rangka mendukung kelancaran dan kesuksesan acara WITF 2024 serta upaya terus mempromosikan kota Jakarta sebagai kota global destinasi wisata kelas dunia.

“Pemprov DKI melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta menggelar FamTrip bagi peserta WITF yang berasal dari berbagai negara di dunia sebagai salah satu dukungan dalam rangkaian kegiatan WITF 2024, sekaligus untuk mempromosikan Jakarta sebagai tujuan wisata bagi masyarakat dunia, khususnya wisata bahari di Kepulauan Seribu,” tutur Andhika.

Senada dengan Kadisparekraf, Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Disparekraf DKI Jakarta Sherly Yuliana menambahkan pada FamTrip kali ini peserta diajak berkeliling ke tiga pulau di Kepulauan Seribu, salah satu diantarnya pulau resort, guna memperkenalkan destinasi wisata unggulan di Jakarta.

“Kami ajak peserta untuk hoping island, ke pulau Kelor, Pulau Onsrust, dan terakhir ke pulau Payung tepatnya di Asha Beach Club & Resort yang merupakan salah destinasi wisata unggulan di kepulauan Seribu, dengan harapan akan memantik para wisatawan mancara negara untuk berwisata ke Asha resort,” terang Sherly.

Sementara itu, Ketua Sub Kelompok Pemasaran Luar Negeri Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Lucky Wulandari mengatakan Famtrip bagi peserta WITF ini sangat tepat untuk mempromosikan Jakarta sebagai destinasi wisata bahari di kanca global.

“WITF merupakan pameran pariwisata tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata unggulan di Indonesia kepada para wisatawan domestik maupun mancanegara. Event ini juga bertujuan untuk mempertemukan pelaku industri pariwisata dengan potential buyers dari dalam dan luar negeri, guna meningkatkan kunjungan wisata serta transaksi sektor pariwisata di Indonesia, khususnya dalam hal ini Jakarta,” papar Lucky Wulandari. (Humas)

Kategori:

WITF, Wonderfull Indonesia Travel Fair, Disparekraf DKI, World News,Internasional, Pariwisata, Kepulauan Seribu, Asha Resort, Pulau Kelor, Pulau Onrust, Wisata.

Museum Sejarah Jakarta Resmi Gelar Pameran 'Furnitur Bertutur' dengan Sentuhan Inovasi Digital dan Kolaborasi Multi Pihak

Museum Sejarah Jakarta Resmi Gelar Pameran 'Furnitur Bertutur' dengan Sentuhan Inovasi Digital dan Kolaborasi Multi Pihak

Jakarta, penaxpose.com | Pada hari Senin, 14 Oktober 2024, pameran bertajuk “Furnitur Bertutur” secara resmi dibuka di Taman Dalam Museum Sejarah Jakarta. 

Acara pembukaan tersebut dihadiri oleh 100 tamu undangan dan dibuka langsung oleh Bapak Iwan Henry Wardhana, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. 

Momen tersebut juga semakin semarak dengan penampilan istimewa dari grup musik legendaris Krontjong Toegoe. 

Esti Utami, Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta (UP MKJ), mengungkapkan latar belakang pameran ini, “Pameran Furnitur Bertutur ini merupakan salah satu bentuk program publik museum yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.”

Lebih lanjut, Esti menjelaskan bahwa pameran temporer ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan setiap tahun dengan tema yang berbeda. Tahun ini, Museum Sejarah Jakarta mengangkat tema furnitur. 

“Pameran ini merupakan hasil dari proses riset signifikasi pada sejumlah koleksi furnitur yang dimiliki oleh Museum Sejarah Jakarta. Proses riset tersebut telah dilakukan oleh tim kuratorial dari SEAMS bersama dengan tim Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 2022,” tambahnya.

Pameran "Furnitur Bertutur" ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru tentang nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam koleksi furnitur yang ada di Museum Sejarah Jakarta.

Cerita dari Koleksi Furnitur Museum Sejarah Jakarta" mulai 14 Oktober hingga 27 Desember 2024. Pameran ini menampilkan kisah di balik sejumlah koleksi furnitur melalui berbagai media interaktif, digital label, oral history, dan aktivitas edukasi yang dirancang khusus untuk pengunjung anak-anak.

Pameran ini merupakan hasil kolaborasi Museum Sejarah Jakarta dengan Southeast Asia Museum Services (SEAMS), serta didukung oleh sembilan partner organisasi, termasuk Indonesian Heritage Agency, Museum Kebaharian, Living Museum Roemah Toegoe, Museum Sonobudoyo Yogyakarta, dan Rumah Kartini Jepara. 

Organisasi-organisasi tersebut secara sukarela meminjamkan objek, menyediakan data, serta memberikan dukungan berharga untuk terselenggaranya pameran ini.

Esti Utami, Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta, menyampaikan bahwa pameran ini merupakan program rutin yang diadakan setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda. 

“Tahun ini, Museum Sejarah Jakarta mengambil tema furnitur. Pameran ini merupakan hasil dari proses riset signifikansi terhadap sejumlah koleksi furnitur yang dimiliki museum. Proses riset ini telah dilakukan sejak tahun 2022 oleh tim kuratorial dari SEAMS bersama dengan tim Museum Sejarah Jakarta," jelasnya saat pembukaan pameran di Taman Dalam Museum Fatahillah, Senin (14/10/2024).

Esti juga menambahkan bahwa furnitur yang ditampilkan dalam pameran ini bukan sekadar peninggalan kolonial atau barang antik yang terlupakan. 

"Furnitur ini mengandung cerita sejarah yang penting dan melalui pameran ini, kami ingin mengangkat cerita-cerita tersebut agar bisa dinikmati oleh publik," ungkapnya.

Selain pameran fisik, pengunjung juga dapat menikmati pameran digital melalui situs furniturbertutur.com, memberikan akses lebih luas kepada masyarakat untuk mengetahui lebih dalam mengenai koleksi furnitur bersejarah ini.

Mengungkap Cerita di Balik Koleksi Furnitur Langka di Museum Sejarah Jakarta

Museum Sejarah Jakarta (MSJ) menyimpan berbagai koleksi furnitur bersejarah yang berasal dari masa VOC dan era Hindia Belanda. Dengan jumlah kurang lebih 200 objek yang berasal dari abad 17 hingga 19, koleksi ini mencerminkan kisah sejarah Batavia (sekarang Jakarta) yang kompleks, berlapis-lapis, dan terkadang sulit untuk dipahami. 

Melalui pameran ini, pengunjung dapat menyelami bagaimana furnitur tersebut diperoleh, dihargai, dilupakan, dan ditemukan kembali selama berabad-abad lamanya.

Sebagai pusat perdagangan utama pada abad ke-17 dan ke-18, Batavia menghubungkan Asia dan Eropa. Kota ini dikenal kaya dan kosmopolitan, di mana furnitur yang dibuat dengan indah dan mewah beredar luas, menggabungkan pengaruh Timur dan Barat dalam apa yang dikenal sebagai 'Gaya Batavia' yang khas. Namun, di balik kemewahan tersebut, tersimpan cerita-cerita rumit. Banyak furnitur yang dihasilkan oleh pekerja paksa, yang diperoleh oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) dari seluruh Asia. Selain itu, rumah-rumah besar tempat furnitur tersebut dipajang juga bergantung pada tenaga kerja yang terdiri dari orang-orang yang diperbudak.

Dalam pameran ini, pengunjung dapat melihat beberapa koleksi unggulan yang sangat istimewa, di antaranya:

- Kursi Raden Saleh: Kursi yang pernah dimiliki oleh Raden Saleh, seorang seniman kontemporer Indonesia. Kursi ini dibuat dengan gaya neo-Gothic khusus untuk rumahnya di Cikini.

- Kursi dari Kolombo, Sri Lanka: Kursi berusia 200 tahun yang merupakan bagian dari set furnitur yang saat ini berada di Kolombo, Sri Lanka, sementara kursi ini tetap di Batavia.

- Tempat Tidur Anak: Tempat tidur anak yang dihiasi dengan ukiran yang menceritakan dongeng, termasuk kisah tentang tempat tidur yang bergoyang sendiri di malam hari.

Pameran ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk tidak hanya menikmati keindahan furnitur, tetapi juga merenungkan sejarah dan cerita di balik setiap objek, sehingga semakin memperkaya pemahaman tentang warisan budaya Jakarta. (Emy)

Museum Bahari: Menyelami Sejarah Maritim Indonesia dan Mewariskan Kebijaksanaan Laut kepada Generasi Muda

Museum Bahari: Menyelami Sejarah Maritim Indonesia dan Mewariskan Kebijaksanaan Laut kepada Generasi Muda

Jakarta, penaxpose.com  | Museum Bahari, terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta, adalah salah satu situs penting yang menyimpan dan menceritakan perjalanan sejarah maritim Indonesia. Berdiri sejak tahun 1977, museum ini menempati gedung bekas gudang penyimpanan rempah-rempah dari zaman kolonial Belanda. Sebagai pusat edukasi sejarah bahari, Museum Bahari tidak hanya menampilkan artefak-artefak bersejarah, namun juga berperan dalam mendidik generasi muda tentang kekayaan bahari nusantara.

Berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1, Jakarta Utara, Museum Bahari berada dekat dengan Pelabuhan Sunda Kelapa, salah satu pelabuhan tertua di Indonesia. Bangunan yang kini menjadi museum ini dulunya digunakan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) untuk menyimpan hasil bumi Nusantara, seperti rempah-rempah, kopi, dan teh. Resmi beroperasi sebagai museum pada 1977, Museum Bahari kini menjadi saksi sejarah dunia pelayaran dan peran laut dalam perjuangan bangsa.

Museum Bahari memiliki koleksi yang mengagumkan, mulai dari replika kapal tradisional Nusantara hingga peralatan navigasi kuno. Kapal-kapal seperti pinisi dari Bugis-Makassar dan perahu jukung dari Bali menjadi bukti keahlian pembuatan perahu bangsa Indonesia. Museum ini juga menyimpan alat navigasi, artefak perdagangan rempah-rempah, serta diorama yang menggambarkan perdagangan lintas samudra dan pertempuran laut yang mewarnai sejarah Indonesia.

Museum Bahari bukan hanya tempat penyimpanan artefak sejarah, melainkan juga menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat, terutama generasi muda. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, laut adalah penghubung antarbudaya dan perekonomian di Indonesia. Melalui pamerannya, museum ini mengajak kita untuk lebih memahami peran strategis laut dalam pembentukan identitas nasional, dan mengingatkan akan pentingnya menjaga warisan maritim bagi masa depan.

Dengan berkunjung ke Museum Bahari, masyarakat diajak menyelami sejarah panjang bahari Indonesia dan menyerap kearifan lokal yang diwariskan nenek moyang bangsa sebagai bangsa maritim. (Pokjawarkotu)

Museum Bahari: Menjaga Sejarah Bahari Indonesia

Museum Bahari: Menjaga Sejarah Bahari Indonesia

Jakarta, penaxpose.com  | Museum Bahari, yang terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta, merupakan salah satu museum penting yang menceritakan sejarah maritim Indonesia. Didirikan pada tahun 1977, museum ini menempati bangunan bersejarah yang dulunya merupakan gudang penyimpanan rempah-rempah dari zaman kolonial Belanda. Keberadaan Museum Bahari tidak hanya menjadi tempat menyimpan artefak dan dokumentasi sejarah maritim, tetapi juga berfungsi sebagai pusat edukasi bagi generasi muda untuk mengenal kekayaan bahari nusantara.

Sejarah dan Lokasi Museum Bahari

Museum Bahari terletak di Jalan Pasar Ikan No. 1, Jakarta Utara, di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan salah satu pelabuhan tertua di Indonesia. Bangunan museum ini sendiri sudah ada sejak abad ke-17, dan pada masa penjajahan Belanda digunakan sebagai gudang penyimpanan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), perusahaan dagang Hindia Timur Belanda. Fasilitas ini digunakan untuk menyimpan hasil bumi yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Nusantara seperti rempah-rempah, kopi, dan teh.

Pada tahun 1977, bangunan ini diresmikan menjadi Museum Bahari untuk memamerkan sejarah maritim Indonesia. Museum ini menampilkan berbagai koleksi yang berkaitan dengan dunia pelayaran, perdagangan maritim, hingga peran laut dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Koleksi Museum Bahari

Museum Bahari memiliki beragam koleksi yang terkait dengan dunia kelautan Indonesia, baik dari segi sejarah, teknologi, hingga budaya maritim. Beberapa koleksi utama museum ini antara lain:

1. Replika Kapal Tradisional Museum ini memamerkan berbagai replika kapal tradisional dari berbagai daerah di Nusantara. Kapal-kapal ini mencerminkan keahlian pembuatan perahu bangsa Indonesia, seperti kapal pinisi dari Bugis-Makassar, perahu jukung dari Bali, dan perahu lesung dari Papua.

2. Peralatan Navigasi dan Pelayaran Museum ini juga menampilkan alat-alat navigasi kuno yang digunakan oleh para pelaut untuk berlayar, seperti kompas, peta bintang, dan sextant. Alat-alat ini menjadi saksi penting bagaimana para pelaut Indonesia mampu menjelajah samudra dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

3. Artefak Perdagangan Rempah-rempah Sebagai pusat penyimpanan rempah-rempah pada masa kolonial, museum ini juga menyimpan berbagai artefak yang berkaitan dengan perdagangan rempah, seperti timbangan, peti kayu, dan barang-barang dagangan yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara.

4. Diorama Sejarah Pelayaran Museum Bahari juga menampilkan diorama interaktif yang menggambarkan kehidupan maritim Indonesia, mulai dari perdagangan pada zaman kerajaan, masa kolonial Belanda, hingga era modern. Diorama ini membantu pengunjung untuk memahami peran penting laut dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

5. Sejarah Pertempuran Laut Selain koleksi terkait pelayaran dan perdagangan, museum ini juga memamerkan sejarah pertempuran laut yang terjadi di Indonesia, seperti perlawanan terhadap penjajah, terutama dalam Pertempuran Laut Aru dan berbagai pertempuran laut lainnya yang menjadi bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia.

Pentingnya Museum Bahari

Museum Bahari memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang sejarah maritim yang sering kali terlupakan. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Laut bukan hanya menjadi batas alam, tetapi juga penghubung antara budaya, ekonomi, dan sejarah bangsa. Museum Bahari mengajak kita untuk memahami pentingnya laut dalam membentuk identitas nasional Indonesia.

Dengan mengunjungi Museum Bahari, masyarakat dapat mengenal lebih jauh tentang kekayaan warisan laut Indonesia, mulai dari teknologi perkapalan tradisional, perdagangan lintas samudra, hingga bagaimana laut menjadi medan perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan.

Museum Bahari tidak hanya menjadi tempat penyimpanan sejarah, tetapi juga pusat pembelajaran yang penting bagi generasi muda. Melalui literasi bahari yang disajikan, museum ini mengajarkan tentang nilai-nilai kearifan lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita sebagai bangsa maritim. (Pokjawarkotu)

Mampukah Pemimpin Jakarta 2024-2029 Membentuk Badan Otorita Kawasan Kota Tua?

Mampukah Pemimpin Jakarta 2024-2029 Membentuk Badan Otorita Kawasan Kota Tua?

Jakarta, penaxpose.com  | Sebagai ibu kota negara sementara, Jakarta terus berbenah dalam mengembangkan potensi wisatanya. Salah satu kawasan yang menjadi sorotan utama adalah Kota Tua, yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi. Namun, hingga saat ini, perkembangan Kota Tua sebagai destinasi wisata unggulan masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah tumpang tindih kebijakan antara Pemerintah Pusat, Daerah, Swasta, dan masyarakat. Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar: apakah calon pemimpin Jakarta periode 2024-2029 mampu dan sanggup membentuk Badan Otorita Kawasan Kota Tua untuk mengatasi permasalahan ini?

Kawasan Kota Tua memiliki daya tarik yang luar biasa, baik sebagai cagar budaya maupun destinasi wisata. Namun, pengelolaan yang melibatkan banyak pihak sering kali menjadi kendala tersendiri. Tumpang tindih kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sering kali menimbulkan kebingungan dalam implementasi program pembangunan di kawasan ini. Begitu pula dengan peran swasta dan masyarakat yang tidak selalu sejalan dengan rencana besar pemerintah.

Ketiadaan badan khusus yang mengatur dan mengawasi pengelolaan Kota Tua membuat berbagai kepentingan berjalan sendiri-sendiri. Akibatnya, meskipun sudah banyak upaya revitalisasi, perkembangan Kota Tua sebagai destinasi wisata unggulan belum optimal. Keberadaan Badan Otorita Kawasan Kota Tua diharapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan ini, dengan satu tujuan dan satu pemahaman yang jelas dalam rencana induk kawasan.

Calon pemimpin Jakarta periode 2024-2029 dihadapkan pada tantangan besar untuk mewujudkan sinergi di kawasan Kota Tua. Pembentukan Badan Otorita Kawasan Kota Tua bukan hanya diperlukan untuk menyelaraskan kebijakan antar pihak, tetapi juga untuk menjamin keberlanjutan program yang berorientasi pada pelestarian budaya dan peningkatan potensi wisata.

Badan Otorita ini diharapkan menjadi wadah koordinasi antar pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Dengan adanya badan ini, segala kebijakan dan program yang dilaksanakan di Kota Tua akan memiliki satu arah yang jelas, sesuai dengan rencana induk yang telah disusun. Ini juga akan memberikan jaminan bahwa program-program yang dijalankan dapat terus berlangsung tanpa terpengaruh pergantian kepemimpinan atau arah kebijakan politik.

Dengan terbentuknya Badan Otorita Kawasan Kota Tua, diharapkan kawasan ini dapat dikelola secara lebih profesional dan terstruktur. Tidak hanya dari segi pelestarian nilai sejarah dan budaya, tetapi juga dari aspek infrastruktur, fasilitas umum, serta promosi pariwisata yang lebih terfokus. Badan ini juga akan berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah pusat dan daerah, sehingga tidak ada lagi tumpang tindih kebijakan yang merugikan perkembangan kawasan.

Calon pemimpin Jakarta periode 2024-2029 diharapkan memiliki visi yang kuat terhadap pengembangan kawasan Kota Tua. Dengan satu tujuan, yaitu menjadikan Kota Tua sebagai destinasi wisata unggulan, dibutuhkan kebijakan yang terkoordinasi dan komprehensif. Hanya dengan demikian, kawasan bersejarah ini dapat benar-benar menjadi magnet wisata yang mendunia.

Pembentukan Badan Otorita Kawasan Kota Tua menjadi langkah krusial untuk mengatasi tumpang tindih kebijakan yang selama ini menghambat perkembangan kawasan tersebut. Pemimpin Jakarta 2024-2029 dituntut untuk memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan hal ini. Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci agar Kota Tua tidak hanya menjadi tempat bersejarah, tetapi juga destinasi wisata unggulan yang berdaya saing internasional.   (Pokjawarkotu)

Menelusuri Jejak Sejarah di Kota Tua Jakarta: Dari Jayakarta hingga Batavia

Menelusuri Jejak Sejarah di Kota Tua Jakarta: Dari Jayakarta hingga Batavia

Jakarta, penaxpose.com  | Kota Tua Jakarta, yang juga dikenal sebagai Oud Batavia atau Batavia Lama, memiliki sejarah yang dapat ditelusuri sejak tahun 1526. Pada tahun tersebut, Kerajaan Demak mengirim panglima bernama Fatahillah untuk menaklukkan Pelabuhan Sunda Kelapa. Setelah berhasil merebut wilayah tersebut, Fatahillah mengganti namanya menjadi Jayakarta.

Saat ini, Kota Tua Jakarta telah berkembang menjadi destinasi wisata yang memikat, menawarkan pengalaman sejarah yang kaya dan mendalam. Setiap sudut dan bangunan di kawasan ini memancarkan pesona masa lampau, menjadikannya tempat yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin memperkaya pengetahuan tentang sejarah Jakarta.

Di Kota Tua, Anda dapat menemukan berbagai tempat menarik, antara lain:

1. Museum Fatahillah

2. Museum Wayang

3. Museum Seni Rupa & Keramik

4. Taman Fatahillah

5. Museum Bank Indonesia

6. Museum Bahari

7. Toko Merah

Selain mengunjungi museum-museum yang kaya akan sejarah dan budaya, pengunjung juga dapat berkeliling kawasan ini dengan sepeda ontel untuk menikmati arsitektur kolonial yang megah. Di ruang terbuka sering diadakan pertunjukan seni dan budaya, memberikan pengalaman yang lebih hidup bagi para pengunjung. Tidak lupa, di sekitar Kota Tua, khususnya di Lokasi Binaan UMKM Kota Intan di Jalan Cengkeh, tersedia berbagai pilihan oleh-oleh dan kuliner khas Jakarta yang sayang untuk dilewatkan.

Sejarah Kota Tua Jakarta sangat panjang dan menarik. Berikut adalah beberapa peristiwa penting:

 1526: Fatahillah dari Demak menaklukkan Sunda Kelapa dan mengubah namanya menjadi Jayakarta.

 1619: VOC, perusahaan dagang Belanda, mengambil alih Jayakarta dan menghancurkannya.

 1621: VOC membangun kota baru di atas reruntuhan Jayakarta dan menamakannya Batavia.

 Abad 17-19: Batavia menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda.

 Setelah Kemerdekaan: Nama Batavia diganti menjadi Jakarta, dan Kota Tua menjadi saksi bisu sejarah Jakarta.

Kota Tua Jakarta menarik bukan hanya karena sejarahnya, tetapi juga karena berbagai aktivitas yang dapat dilakukan di sana. Anda bisa menemukan bangunan tua dengan arsitektur Belanda dan Tionghoa, menjelajahi museum yang menyimpan koleksi sejarah Jakarta, bersepeda, menikmati kuliner, atau sekadar bersantai di kawasan ini.

Tips Berkunjung:

- Waktu terbaik: Sore hari ketika cuaca tidak terlalu panas.

- Transportasi: Menggunakan bus Transjakarta atau kendaraan pribadi.

- Kuliner: Jangan lewatkan untuk mencoba makanan khas Betawi yang tersedia di kawasan ini. 

Kota Tua Jakarta menawarkan lebih dari sekadar wisata; ini adalah perjalanan menyusuri jejak sejarah yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.

(Pokjawarkotu)